Potensi perkembangan mobil listrik di Indonesia kian meningkat. Pada GIIAS 2024, yakni ajang pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara, jumlah penjualan mobil listriknya saja mengalami kenaikan hingga 150 persen.
Pemerintah Indonesia turut berkontribusi atas kenaikan minat masyarakat Indonesia terhadap mobil ramah lingkungan ini. Hal tersebut terbukti dengan diberikannya subsidi pajak pada mobil listrik dan memperluas SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di seluruh kota di Indonesia.
Sebelum memutuskan membeli mobil ini, sebaiknya Anda pahami dulu mengenai jenis-jenis colokan mobil listrik. Pemahaman ini tentunya akan membantu saat akan melakukan pengisian ulang daya baterai mobil listrik di SPKLU terdekat agar tidak salah konektor.
Jenis-jenis Colokan Mobil Listrik
Secara umum, jenis colokan mobil listrik di dunia begitu beragam. Karena sifatnya yang bervariasi inilah Pemerintah akhirnya mengatur jenis-jenis colokan mobil listrik yang beredar di Tanah Air. Aturan tersebut tertuang dalam Permen ESDM No. 13 Tahun 2020 Pasal 3 Ayat 2.
Nah, berikut adalah tiga jenis colokan mobil listrik yang telah diatur oleh Pemerintah Indonesia.
1. Colokan AC Charging Type 2
AC Charging Type 2 merupakan sistem pengisian daya dengan arus bolak balik yang menggunakan konektor Type 2. Colokan jenis ini biasanya memiliki selubung berwarna merah, namun beberapa tidak memilikinya.
Jenis colokan ini mudah dibedakan dengan colokan lain karena ciri khasnya adalah memiliki tujuh lubang. Desain tersebut memudahkan pengguna untuk mengisi ulang daya melalui wall box charging atau tiang pengisian daya.
Colokan jenis ini banyak ditemui di mobil-mobil buatan Eropa dan Asia. Di Indonesia sendiri AC Charging Type 2 menjadi yang paling banyak ditemui karena dikenal memiliki fleksibilitas dan keamanan yang tinggi. Sayangnya, karena colokan ini menggunakan arus AC maka pengisian daya menjadi kuran cepat.
2. Colokan DC Charging CHAdeMO
CHAdeMO merupakan singkatan dari Charge de Move, yakni sistem konektor untuk arus DC pengisian cepat di awal dan biasanya diberi selubung berwarna hijau. Menariknya, jenis colokan yang biasanya sering ditemukan pada mobil listrik pabrikan Jepang ini dilengkapi dengan 4 lubang dan soketnya mendukung pengisian daya dalam waktu cepat karena arusnya langsung ke baterai.
3. Combined Charging System (CCS)
Terakhir adalah colokan jenis Combined Charging System (CCS) atau colokan pengisian ulang daya listrik kombinasi arus bolak-balik dan arus searah. Untuk colokan jenis ini menggunakan adaptor arus DC dan bentuk colokannya dijuluki CCS2 dengan selubung biru.
CCS biasanya memiliki bentuk yang mirip dengan colokan AC Charging Type 2, tetapi ada tambahan konektor 2 lubang lagi. Sementara itu untuk proses pengisian daya, colokan yang biasa ditemui di mobil-mobil pabrikan Eropa ini mampu melakukannya dengan cepat.
Biaya Pengisian Ulang Daya Mobil Listrik di SPKLU
Meski memiliki colokan yang berbeda-beda, lantas apakah hal tersebut akan mempengaruhi biaya pengisian ulang daya mobil listrik di SPKLU? Jawabannya tentu tidak. Pasalnya, tarif biaya SPKLU sendiri telah ditetapkan oleh Pemerintah atau perusahaan yang menaunginya.
Sebagai contoh SPKLU milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang saat ini sudah tersebar di banyak kota besar di Indonesia. Biaya pengisian di SPKLU tertulis dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2023 yakni sebesar Rp. 2.466 per kilowatt hour (kWH).
Sementara itu, untuk tarif fast charging atau pengisian daya ulang cepat dikenakan tarif yang berbeda. Dalam surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 182.K Tahun 2023, biaya fast charging dengan daya 25-50 kWh dikenakan tarif Rp. 25.000 per pengisian dan ultra fast charging dengan daya lebih dari 50 kWh dikenakan tarif Rp. 57.000 per pengisian.
Berapa Lama Pengisian Daya di SPKLU?
Waktu pengecasan mobil listrik di SPKLU sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis pengisi daya yang digunakan, kapasitas baterai mobil, dan tingkat daya yang didukung.
Pada pengisian normal dengan arus AC, seperti yang sering ditemukan di SPKLU standar, proses pengisian dapat memakan waktu 4-8 jam untuk baterai penuh. Ini cocok untuk penggunaan harian atau saat pengemudi tidak terburu-buru.
Namun, pengisian cepat menggunakan arus DC di SPKLU yang lebih canggih dapat mengisi daya hingga 80% hanya dalam waktu 30-60 menit, bergantung pada spesifikasi kendaraan dan daya output charger (biasanya 50-150 kW). Untuk teknologi ultra-cepat yang mendukung output lebih dari 150 kW, pengisian bisa lebih singkat, sekitar 10-20 menit untuk mencapai 80% daya.
Kendati demikian, waktu pengisian dipengaruhi juga oleh kapasitas baterai. Mobil listrik dengan baterai besar membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan baterai yang lebih kecil. Faktor lain seperti cuaca ekstrem dan jumlah pengguna di SPKLU juga bisa mempengaruhi durasi pengecasan. Secara umum, SPKLU memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk mengisi daya sesuai kebutuhan perjalanan mereka.
Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis colokan mobil listrik serta biaya pengisian ulangnya serta berapa lamanya di SPKLU. Semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber:
https://www.oto.com/berita-mobil/electria-vol-2-mengenal-jenis-jenis-konektor-di-kendaraan-listrik
https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/jenis-charger-mobil-listrik