Sejalan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) pada 15 16 November 2022, sejumlah pemimpin bisnis dari negaraanggotaG20 atau dikenal dengan B20 berhasil merumuskan B20 Communique pada Senin (14/11/2022) di Nusa Dua, Bali. Sebagai informasi, B20 Communique merupakan dokumen berisi aspirasi dan masukan dari anggota B20 tentang sejumlah isu prioritas di seluruh dunia. Untuk membuat dokumen tersebut, enam gugus tugas dan satu action council dikerahkan sebagai penanggung jawab. Adapun isi dalam dokumen mencakupisuDigitalization,IntegrityandCompliance,Future of WorkandEducation,TradeandInvestment,Energy, Sustainability and Climate,Women in Business Action Council,sertaFinance and Infrastructure.
Selanjutnya, terdapat pernyataan dari para chief executive officer (CEO) yang berasal dari perusahaan global terkemuka serta pemimpin federasi bisnis dari negara negara G20 atau dikenal denganthe International Advocacy Caucus (IAC). Sejalan dengan hadirnya dokumen B20 Communique, pada KTT G20,Presiden Joko Widodo tak lupa menyampaikan optimismenya terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mencatat pertumbuhan keuangan meski sempat dilanda berbagai krisis, termasuk pandemi Covid 19. “Ternyata 10 bulan kemudian ada krisis perang, ada krisis pangan, ada krisis energi dan keuangan. Tapi kita bersyukur, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen dan kuartal ketiga tumbuh 5,72 persen. Inflasi juga terkendali. Ekonomi kita akan terus tumbuh,” jelasJoko Widodomenurut rilis yang diterima Parapuan.co, Rabu (16/11/2022).
Mengingat Indonesia juga rentan terhadap berbagai krisis,PresidenJoko Widodo menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai tindakan pencegahan, mulai darihilirisasi industri, pengembangan ekonomi hijau( green energy ),hingga digitalisasi. “Ekonomi hijau atau potensi energi baru terbarukan kita sekitar 434 ribumegawatt (MW). Semua potensi alam dari matahari, air, angin itu ada semua. Ini kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di sini, karena memang untuk investasi hijau tidak sedikit. Jadi kita ingin bersama sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” lanjutnya. Sejalan dengan upaya pemerintah, Joko Widodo juga menegaskan pentingnya kolaborasi usaha mikro, kecil, danmenengah(UMKM) dengan perusahaan terkemuka. Melalui kolaborasi tersebut, UMKM dapat lebih mudah bertransformasi, khususnya ke platform digital.
Hingga November 2022, sebanyak 19 juta UMKM telah bermigrasi ke platform digital. Angka ini masih lebih rendah dari target pemerintah, yakni 30 juta UMKM pada 2024. Sejalan dengan paparanPresidenJoko Widodo,Chairpersonof B20 Indonesia Shinta Kamdani menegaskan bahwa policy recommendation yang dihasilkan B20merupakan bagian darikontribusi Indonesia untuk pemulihan ekonomi global. “Sepanjang Presidensi B20 Indonesia, kami tetap berkomitmen untuk memberikan platform bagi bisnis untuk berdialog dan mendukung pemerintah G20. Pada 2021, kami memasuki babak baru: The Great Reboot yang memperlihatkan pergeseran dari mengelola krisis untuk kemudian berinovasi memanfaatkan peluang baru,” kata Shinta.
Melalui perumusan 25 policy recommendation dan 68 policy action yang disusun Indonesia bersama B20, Shinta berharap pemerintah juga dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi Great Rebound. “Saya harap, agenda ini dapat memajukan prioritas ini ke G20 sebagai visi bersama antara pemerintah dan bisnis untuk mencapai pertumbuhan kolaboratif, berkelanjutan, dan inklusif,” tegas Shinta. Sementara itu,Ketua UmumKamar Dagang Indonesia (KADIN)sekaligusHost of B20 Indonesia Arsjad Rasjid mengatakanbahwaPresidensi B20danG20 tahun ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang memanas, serta kondisimenurunnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap globalisasi yang dianggap gagal memberikan keadilan.
Arsjad melihat, sebagai negara yang berada di antara kawasan Utara dan Selatan serta satu satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G20, Indonesia mampu menjadi penyambung suara ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global. Untuk itu, Arsjad berharap bahwaPresidensi G20dapat menjadi ajang untuk mengimplementasitiga prioritas utama, yakniekonomi hijau, pemberdayaan UMKM dan perempuan,sertapenguatan ketahanan kesehatan global. “Ketiga elemen ini adalah kunci untuk memastikan kolektif, berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif untuk semua negara. Untuk itu, tiga terobosanperlu jadi prioritas,” jelasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.